Jumat, 01 April 2011

Pengertian Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisas

A. Tingkatan manajer
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama

1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

2. Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

B. Peran manajer

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.


C. Keterampilan manajer











Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

D. Kategori etika manajerial
Ricky W. Griffin dalam bukunya yang berjudul Business mengklasifikasikan etika manajerial ke dalam tiga kategori:
1. Perilaku terhadap karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta ruang pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan pekerjaannya.

2. Perilaku terhadap organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.

3. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain—seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.

Sumber : id.wikipedia.org

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan
Pemimpin merupakan sumber daya manusia kunci dalam organisasi manapun. Tanpa kepemimpinan sebuah organisasi hanyalah suatu kekacauan manusia dan mesin.
Kebanyakan definisi tentang kepemimpinan mempertalikan fungsi pemimpin dalam organisasi dengan sasaran. Beberapa pengertian     diantaranya (Komaruddin, 1990) :
1. Menurut Ordway Tead,
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan.
2. Menurut George R. Terry
Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu mencapai tujuan kelompok.
3. Menurut Keith Davis
Kepemimpinan adalah faktor kemanusiaan yang mengikat kelompok menjadi satu dan mendorongnya menuju tujuan.
Dari beberapa pengertian kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemauan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan perusahaan.

A. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Setiap pemimpin dalam memimpin suatu organisasi mempunyai tipe dan gaya kepemimpinan tersendiri.
1. Tipe kepemimpinan
a. Tipe otokratis
Pimpinan yang mendasarkan diri pada perintah/ pemaksaan kehendak dan tidak mempertimbangkan keadaan bawahan.
b. Tipe suportif
Pimpinan yang mempunyai anggapan bahwa para bawahan ingin bekerja dan berkembang oleh karena itu atasan cukup memberi dorongan.
c. Tipe demokratik
Pimpinan yang berpendapat bahwa perencanaan pengambilan keputusan dan pengawasan diambil secara bersama-sama antara anggota organisasi.
d. Tipe birokrasi
Pimpinan yang mendasarkan diri bahwa bawahan harus dibina sesuai aturan sehingga dalam memimpin selalu melaksanakan aturan/ tidak fleksibel sehingga sulit dalam pengambilan keputusan.
e. Tipe Laissez-faire
Pemimpin yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada kelompok atau individu dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini partisipasi pimpinan tidak langsung.
2. Gaya kepemimpinan
Setiap pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek dari pada gaya kepemimpinan yang ada dengan menggunakan dasar tertentu.
Berikut gaya kepemimpinan menurut Jeff Harris :
a. The Autocratic leader
Seorang pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan pengawasan bawahan terpusat ditangannya.
b. The participative leader
Apabila seorang pemimpin menggunakan gaya partisipasi ia menjalankan kepemimpinannya dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada bawahan mengenai keputusan yang akan diambil.
c. The free rein leader
Di sini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada para bawahan dalam artian pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

B. Teori Kepemimpinan dan Pendekatan Kepemimpinan
Sebelum mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan suatu organisasi, perlu menelusuri perkembangan teori kepemimpinan terlebih dahulu. Beberapa teori tersebut diantaranya (Sukanto Reksohadiprojo, dan T. Hani Handoko, 1996) :

1. Teori kepemimpinan
a. Teori sifat kepemimpinan
Teori ini mengatakan bahwa seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan bagi pimpinan atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan bagi pimpinan atau dengan individu yang lahir telah membawa ciri-ciri tertentu yang memungkinkan dia menjadi seorang pemimpin.
b. Teori Path – Goal
Teori ini merupakan pengembangan yang wajar sebab kepemimpinan erat hubungannya dengan motivasi di satu pihak dan kekuasaan di pihak lain. Teori Path – Goal ini menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
c. Teori sifat
Teori ini merupakan analisa ilmiah tentang kepemimpinan, dimiliki dengan memusatkan perhatian pada pemimpin itu sendiri. Ada beberapa faktor yang bisa diteliti dari kepemimpinan yaitu: kecerdasan, perasaan humor, kejujuran, simpati, dan percaya diri.
d. Teori kelompok
Teori beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuannya dengan melalui pertukaran positif antara pimpinan dan bawahan.
2. Pendekatan kepemimpinan
Berbagai studi tentang kepemimpinan mengelompokkan pendekatan kepemimpinan menjadi tiga pendekatan yaitu :
a. Pendekatan atas traits
Yaitu pendekatan berdasarkan sifat, perangai atau kualitas yang diperlukan seseorang untuk menjadi pimpinan.
b. Pendekatan behavior (perilaku)
Yaitu pendekatan yang mempelajari perilaku yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif.
c. Pendekatan contingency
Yaitu pendekatan berdasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya kepemimpinan efektif.

Gaya Kepemimpinan
Kata gaya sangatlah tidak jelas. Sebelumnya, kata tersebut digunakan secara luas untuk mendeskripsikan pemimpin yang sukses. Gaya juga berbeda dari kebudayaan yang satu dengan lainnya. Bagian berikut akan mendeskripsikan bagaimana gaya kepemimpinan telah dipelajari dan dianalisis selama bertahun-tahun. Gaya kepemimpinan karismatik dari Nadler dan Tushman (Fred Luthan Edisi 10, 2005;681).
Riset terbaru, mengindikasikan bahwa beberapa pemimpin efektif dirasakan sebagai pemimpin yang memiliki perhatian dan empati, dan yang lainnya sebagai pemimpin yang memiliki kepandaian dan kemampuan untuk melakukan tugas yang kompleks.
Rangkuman Kontinum Gaya Kepemimpinan dari studi klasik dan Teori Kepemimpinan

Menurut William H.Newman (1968) dalam Miftah Thoha (2003;262) kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Sumber : berbagai sumber

Pengertian Organisasi,

 _Pengertian Organisasi_
 1.Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

4. James D
Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

5.
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.

6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a
collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).

http://budakbangka.blogspot.com

Hal yang berbeda antara organisasi dan manajemen adalah organisasi sebagai alat atau wadah sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut, adapun persamaan dari organisasi dan manajemen ialah sama-sama memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Hubungan Organisasi, Administrasi dan Manajemen

Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada badan / organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer untuk perusahaan swasta yaitu diantaranya manajer pemasaran, manajer pembelian dan lain-lain. Serta kepala bagian administrasi keuangan, kepala bagian administrasi kepegawaian dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara administrasi organisasi dan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen
2. Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
3. Administrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalam kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelolaan atau manajemen administrasi dapat dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).
4. Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan administrasi.

Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah

- Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
- Adanya tujuan
- Adanya sasaran
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Menyangkut hal itu
pengertian organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
 

Tingkatan Manajemen dalam suatu Organisasi

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda :
1. Manajer lini atau manajer pertama
Yaitu tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut manajemen lini atau manajemen garis pertama (First Line atau first level). Para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader), mandor (foremen), dan penyelia (supervisors). Sebagai contoh adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan pembukuan dalam kantor yang besar, dan penyelia teknik dalam suatu departemen riset.

2. Manajer menengah

Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi.para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional. Sebutan lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional. Sebutan lainnya bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas (superintendents), dan sebagainya. Sebagai contoh, kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi, atau kepala sub divisi perusahaan membawahi beberapa kepala bagian.

3. Manajer Puncak

Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari kelompok kecil eksekutif. Manajemen bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas bagi manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior dan sebagainya.

KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan, merupakan gejala sosial yang mencerminkan perilaku individu atau sebaliknya merupakan gejala individu yang tercermin dalam kehidupan sosial. Setiap orang yang berakal sehat berhak mendapat julukan sebagai pemimpin, sehingga sudah dapat dipastikan memiliki kepemimpinan, betapapun sederhananya kualitas kepemimpinan itu. Kalau demikian apakah sebenarnya yang dimaksud dengan kepemimpinan itu ?
Kepemimpinan, adalah kegiatan mempengaruhi orang – orang untuk bekerjasama terarah kepada beberapa tujuan yang ingin mereka capai untuk memperoleh sesuatu yang patut.( Ordway Tead, The art of Leadership)
Kepemimpinan menurut Cartwright adalah proses kegiatan mempengaruhi kegiatan – kegiatan suatu kelompok yang terorganisasikan dalam usaha – usahanya mencapai tujuan organisasi dan keberhasilan tujuan tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan kepemimpinan adalah:
  1. Suatu study tentang bagaimana seharusnya menjalankan fungsi sebagai pemimpin.
  2. Setiap orang dengan sifatnya sebagai mahluk sosial telah memiliki kepemimpinan betapapun sederhana tingkat kualitasnya.
  3. Studi kepemimpinan berusaha memberikan asas – asas dan prosedur yang diarahkan bagi tercapainya tugas pemimpin efektif.
  4. Kepemimpinan terbentuk dan senantiasa terwujud dalam perhubungan situasi sosial.
  5. Dalam situasi sosial yang berbeda memungkinkan timbulnya karakteristik kepemimpinan yang berbeda pula.
Setelah kita tahu tentang apa dan bagaimana yang dimaksud dengan istilah kepemimpinan, maka apa pula yang dimaksudkan dengan istilah pemimpin dan adakah syarat – syarat tertentu agar menjadi pemimpin yang efektif ?
Pemimpin atau leader adalah orang yang melakukan kegiatan mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan atau tujuan – tujuan tertentu. ( The Liang Gie, Kamus Administrasi, Gunung Agung, Jakarta )
Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif diperlukan setidaknya mempunyai tiga  kategori syarat yaitu Syarat Potensial, Syarat Formal dan Syarat Kesanggupan.
  1. Syarat Potensial  yaitu mempunyai kelebihan rasio (cerdas), kelebihan  rohani ( percaya pada diri sendiri, tidak emosional ),  kelebihan  badaniah ( tidak memiliki cacat badan yang bersifat menonjol ).
  2. Syarat Formal yaitu mempunyai Kewenangan ( status jabatan ) baik yang bersumber dari atasan maupun dari bawahan ( karena jabatan tersebut hasil proses pemilihan dari bawah ), Kekuasaan ( seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memberikan perintah – perintah tertentu kepada bawahannya ), Kewibawaan ( suatu kondisi dimana bawahan meyakini bahwa segala kebijakan pimpinan itu merupakan realisasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
  3. syarat Kesanggupan yaitu kesanggupan untuk dapat bekerja dalam keompok, untuk kelompok dan dengan kelompok.
Ki Hajar Dewantara, salah satu tokoh dan pelopor pendidikan nasional mengemukakan factor utama bagi pemimpin yang efektif berupa ungkapan :       1)  Tetep, antep dan mantep, 2) Ngandel, kandel, kendel dan bandel, 3) Neng, ning, nung dan nang. Dengan ungkapan terebut berarti seorang pemimpin harus :               1)  Tegas, berilmu dan yakin, 2) beriman, berani, tabah dan tawakal, dan 3) harus punya niat baik, ikhlas, ulet dan menang atau optimis.
B. Fungsi Pokok Kepemimpinan
Pemimpin lahir dari, bersama dan untuk kepentingan kelompok, sehingga dalam kenyataannya tiada pemimpin tanpa masyarakat ( bawahan ) dan tiada masyarakat ( bawahan ) tanpa pemimpin.
Pemimpin dalam kelompoknya menunjukan beberapa gejala dan peranannya yang menyebabkan dianggap sebagai pemimpin. Adapun tugas pokok kepemimpinan  ditinjau dari peranannya  adalah sebagai berikut ;
1. Sebagai Perencana
Perencana adalah usaha untuk menguasai masa depan dalam arah dan tujuan yang diinginkan melalui keputusan – keputusan yang dibuat berdasarkan sejumlah perkiraan – perkiraan yang teliti. Perencanaan , dirumuskan berdasarkan perkiraan – perkiraan yang teliti termasuk kemungkinan – kemungkinan akibat dari sejumlah kegiatan – kegiatan yang mungkin dapat dilakukan. Tugas pemimpin dalam perencanaan menyangkut berbagai aspek sasaran kegiatan, antara lain :
  1. Perencanaan dalam penetapan tujuan yang hendak dicapai.
  2. Perencanaan dalam menetapkan program – program.
  3. Perencanaan dalam menetapkan cara – cara dan teknik kegiatan dan personil yang tersedia.
  4. Perencanaan dalam penetapan kebijaksanaan yang mungkin dapat diambil dalam menetapkan evaluasi hasil kerja.
2. Sebagai Pembuat Kebijaksanaan
Sebagai pembuat kebijaksanaan ini didasarkan adanya kewenangan dan kewajiban yang berasal dari dua sumber utama, yaitu :
  1. Sumber kebijakan dari atas. Setiap kebijakasanaan dari atas perlu dikaji, difahami, diolah dan dijabarkan sesuai dengan kondisi yang ada dalam wilayah kerja kepemimpinannya.
  2. Sumber kebijaksanaan dari bawah, dimaksudkan sebagai pokok – pokok materi kegiatan yang putusan pembuatannya merupakan hasil proses permufakatan dengan bawahan.
3. Sebagai Pemberi Perintah
Peranan pemimpin sebagai pemberi perintah, merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki pemimpin pada tingkat jajaran manapun. Seorang pemimpin efektif dituntut untuk mempunyai kemampuan memerintah dalam kaitan  dengan tugasnya sebagai pemimpin. Kesanggupan dalam memberi perintah tentu bukan dilakukan secara lantang dan keras laksana memberi aba – aba komando dalam baris – berbaris, melainkan perintah dengan kebulatan tekad dan kesungguhan.
4. Sebagai Promblem solver
Dalam menghadapi permasalahan yang timbul dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan organisasi, pemimpin hendaknya berperan sebagai pemberi solusi dalam pemecahan masalah, baik dengan cara musyawarah ataupun tanpa musyawarah.
Pemecahan masalah dengan cara musyawarah, maka pemimpin senantiasa harus menjadi sumber informasi disamping memperhatikan saran dan pendapat dari anggotanya. Seorang pemimpin yang kreatif, tidak hanya sekedar memperhatikan dan merumuskan pendapat dari anggotanya semata – mata, akan tetapi ditekankan untuk menemukan alternatif informasi pemecahannya. Walaupun demikian hendaklah dihindari sejauh mungkin adanya system otoriter dan kemungkinan demokrasi semu.
Sedangkan pemecahan masalah yang tanpa musyawarah dapat dilakukan pemimpin dalam keadaan mendesak, apabila dipandang perlu untuk segera menetapkan suatu keputusan.
5. Sebagai Utusan Lembaga
Dalam hubungan dengan instansi luar, maka pimpinan berperan sebagai utusan atau yang mewakili lembaganya. Dalam mewakili lembaganya pimpinan bertindak atas nama lembaganya dengan konsekuensi dampaknya berpengaruh terhadap fungsi lembaganya sendiri, termasuk pula terhadap para anggota dalam lembaganya.
Suatu kebijaksanaan mungkin dapat ditetapkan dengan cara penunjukan pejabat (anggota) lain sebagai yang mewakilinya, akan tetapi hal demikian tidak sewajarnya apabila setiap komunikasi dengan pihak luar dilakukan oleh pejabat (anggota) yang mewakilinya.                  Andai kebijaksanaan seperti ini tetap dilakukan, tanggung jawabnya tetap berada pada tangan pimpinan dan ini berarti pimpinan wajib memberikan bahan – bahan yang akan dikomunikasikan, memonitor, menerima laporan serta menetapkan tindak lanjutnya.
6. Sebagai Stabilisator
Pada suatu organisasi atau lembaga kadang – kadang didapati konflik – konflik tertentu sebagai akibat dari perbedaan kepentingan antara satu dan yang lainnya. Kalau tidak diwaspadai konfik – konflik tersebut akan meluas menjadi perbedaan dalam bentuk kelompok. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki kejelian yang mantap untuk mendeteksi gejala awal terhadap perbedaan pendapat dan persaingan kepentingan individu, sehingga konflik yang mungkin akan terjadi bisa diredam sedini mungkin. Oleh sebab itu seorang pemimpin dalam mengantisifasi keadaan seperti ini diperlukan pengetahuannya tentang teknik – teknik bimbingan penyuluhan, baik penyuluhan terhadap individu maupun terhadap seluruh anggota yang dipimpinnya.
7. Sebagai Motivator
Sebagai Motivator yaitu memberikan dorongan dalam meningkatkan semangat kerja anggota – anggotanya. Berbagai teknik dalam usaha memberikan dorongan sebagai rangsangan semangat kerja dapat dilakukan, dan dua diantaranya adalah dengan melalui cara pemberian penghargaan dan pemberian hukuman.
A. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa latin yaitu organum yang artinya satu kesatuan badan, alat atau bagian. Organisasi, merupakan suatu system kerjasama dari kelompok orang – orang dalam rangka tercapainya suatu tujuan bersama. Adapun ciri – ciri organisasi antara lain :
  1. Berwujud unit yang utuh
Suatu organisasi ditandai dengan suatu kesatuan unit yang utuh, maksudnya suatu sistem sebagai suatu keseluruhan, bukan terpecah – pecah yang terpisah – pisah satu sama lainnya. Adanya bagian – bagian pada wujud suatu organisasi hanyalah berkenaan dengan fungsi – fungsi yang berlainan dan yang perlu ditetapkan.
  1. Memiliki suatu kesatuan arah idealisme
Organisasi senantiasa mempunyai cita – cita yang diformulasikan dalam bentuk tujuan organisasi. Setiap bagian ataupun sub-bagian dalam suatu organisasi mugkin menjabarkan tujuan organisasi tersebut sesuai dengan fungsi – fungsi bagiannya yang berlainan.
  1. Menggunakan jalur komunikasi dua arah
Jalur komunikasi dua arah merupakan metode kerja dalam organisasi, yaitu jalur bagian atas memperhatikan bawahan dan bawahan menyampaikan saran dan usulan kepada atasan.
  1. Memiliki struktur tertentu
Struktur adalah suatu susunan tertentu yang menunjukan adanya kewenangan dan tanggung jawab. Susunan semacam ini dapat dilukiskan sebagai suatu bagan organisasi struktur, yaitu suatu bagan yang sisinya menunjukan susunan organisasi dari pucuk pimpinan sampai kepada unit – unit organisasi yang paling bawah.
  1. Memiliki deskripsi tugas – tugas
Deskripsi tugas dari masing – masing bagian yang merupakan daftar tugas yang berisi rincian tugas bagi jabatan yang terdapat dalam bagian – bagian organisasi.
  1. Memiliki kewibawaan
Kewibawaan organisasi merupakan syarat dari kesatuan yang bernama organisasi. Kewibawaan berarti kepercayaan atas dasar pengertian terhadap kepentingan atau nilai kegunaan daripada organisasi tersebut.
  1. Adanya ketentuan hak dan kewajiban
Hak adalah suatu yang sepatutnya diperoleh dari organisasi itu, baik dalam bentuk kesejahteraan maupun dalam suatu kewenangan. Sedangkan kewajiban, adalah suatu yang seharusnya dilakukan atau diberikan kepada organisasi.
Ketujuh ciri  organisasi diatas biasanya dituangkan dalam Anggaran Dasar maupun dalam Anggaran Rumah tangga organisasi.
B. Misi dan Tujuan Organisasi.
Sebelum organisasi menentukan tujuan – tujuannya, terlebih dulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Misi organisasi juga menunjukan fungsi yang hendak dijalankan dalam sistem sosial atau ekonomi tertentu.
Sedangkan tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai di waktu yang akan datang melalui kegiatan – kegiatan organisasi. Jadi, dua unsur penting dari tujuan adalah 1) hasil – hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana 2) usaha – usaha atau kegiatan – kegiatan sekarang diarahkan.
c. Fungsi Tujuan Organisasi
konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai berikut :
  1. Pedoman bagi kegiatan. Melalui penggambaran hasil – hasil akhir di waktu yang akan datang, tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha – usaha dan kegiatan –kegiatan para anggota organisasi.
  2. Sumber legitimasi. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran kegiatan – kegiatannya. Pengakuan atas legitaimasi ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
  3. Standar pelaksanaan. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan difahami, hal ini akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan ( prestasi ) organisasi.
  4. Sumber motivasi. Tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai sumber motivasi dan identifikasi anggota yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggotanya sehingga hal ini biasanya akan menjadi sumber motivasi yang kuat.
  5. Dasar rasional pengorganisasian. Dinyatakan secara sederhana, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan.
Sumber :
  1. T.Hani Handoko, Managemen edisi 2, BPFE-Yogyakarta, 1997
  2. Soependri Suradinata, Administrasi Pendidikan, IAIN SGD Cirebon, 1995

Pasar dan jenis-jenis nya

Dalam pengertian pasar yang sederhana atau sempit adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa.
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut.

Jenis-Jenis Pasar

Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak). Maka kita lihat penjabaran berikut ini:
  1. Pasar Nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
  2. Pasar Abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
  1. Pasar Tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
  2. Pasar Modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.
Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.
Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi
  • Pasar Lokal
  • Pasar Daerah
  • Pasar Nasional
  • Pasar Internasional